Makalah Sistem Pendukung Keputusan
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG MASALAH
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah
sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras
dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah
satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem
pengambilan keputusan. Dalam teknologi informasi, sistem pengambilan keputusan
merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem
cerdas. Sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal
ini dikarenakan adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah perusahaan untuk
bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Manajer
perusahan memiliki peranan penting dalam memilih berbagai macam alternatif
keputusan sehingga tidak mengambil keputusan yang salah dalam pemecahan sebuah
masalah.
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer
atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian
masalah, pencarian alternatif, penyelesaian masalah, evaluasi dari
alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik.
Kemampuan seorang manajer dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia
mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan
peningkatan kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, dan hal ini tentu akan
meningkatkan efisiensi kerja manajer yang bersangkutan.
Dalam pembuatan keputusan Herbet A. Simon membagi keputusan
menjadi dua jenis yaitu keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram.
Keputusan terprogaram (programmed decision) bersifat repetitif dan rutin, dalam
hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut
tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi. Keputusan tidak
terprogram (nonprogrammed decision) bersifat baru, tidak terstruktur dan penuh
konsekuensi. Selain itu tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani
masalah seperti ini karena masalah tersebut tidak pernah muncul sebelumnya atau
karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah
tersebut demikian penting sehingga memerlukan penanganan khusus (Mcleod, 2009).
Dalam penanganan keputusan tak terprogram ini manajer membutuhkan sistem
pendukung kaputusan (DSS) atau berbagai macam informasi analitik penunjang
pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil manajer tidak berdampak
negatif pada kegiatan perkembangan perusahaan.
Sistem pendukung keputusan atau decision support system
(DSS) adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan,
dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan
pada situasi semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana tak
seorangpun tahu secara pasti bagaiana seharusnya keputusan seharusnya dibuat
(Alter, 2002). Konsep DSS dikemukakan pertama kali oleh scott-Morton pada tahun
1971. Beliau mendefenisikan sebagai sistem berbasis komputer yang interaktif,
yang membantu pengambil keputusan dengan menggunakan data dan model untuk
memecahkan persoalan-persoalan tak terstruktur (McLeod, 2009).
DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam
melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang
terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan
mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif
dan informasi penunjang yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan
berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia. Sehingga
manajer bisa mengambil keputusan yang tepat dan benar dalam mencapai tujuan
perusahaan.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Decision Support System
(DSS) ?
2. Bagaimanakah perkembangan Decision Support System (DSS) ?
3. Bagaimanakah tipe-tipe Decision Support System (DSS) ?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Decision Support System (DSS)
2. Untuk mengetahui perkembangan Decision Support System (DSS)
?
3. Untuk tipe-tipe Decision Support System (DSS)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Decision Support System (DSS)
Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di
kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat
DSS. DSS ni merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu
manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini
adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer,
tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya
merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science.
Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang
dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk
mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah
menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu
relatif singkat.
Pendekatan yang paling sering dilakukan dalam proses
perancangan pada sebuah DSS adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang
interaktif, sehingga selain dapat menarik minat manajer untuk menggunakannya,
diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata atau bisnis
yang sebenarnya. Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa keberadaan DSS bukan
untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana (tools)
bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori
pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti
“Operation Research” dan “Management Science” , hanya bedanya adalah bahwa jika
dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan
perhitungan iterasi secara manual, maka saat ini komputer PC telah menawarkan
kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relative
singkat.
Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system
berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para
pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah,
dokumen, pengetahuan pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan
dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. System pendukung
keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk
data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi
dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya.
Informasi yang biasanya dikumpulkan dengan menggunakan
aplikasi pendukung keputusan akan melakukan:
· Mengakses semua asset informasi terkini, termasuk data
legasi dan relasional, kompulan data, gudang data, dan kumpulan jumlah besar
data.
· Angka-angka penjualan antara satu periode dengan periode
lainnya.
· Angka-angka pendapatan yang diperkirakan, berdasarkan pada
asumsi penjualan produk baru.
· Konsekuensi pilihan-pilihan pengambilan keputusan yang
berbeda, dengan pengalaman dalam suatu konteks yang dirinci ulang.
Sudah begitu banyak perusahaan di berbagai industri yang
bergantung pada perangkat, teknik dan pemodelan pendukung keputusan, untuk
membantu mereka menganalisa dan memecahkan beragam pertanyaan bisnis
sehari-hari. System pendukung keputusan bersifat tergantung oleh data,
sebagaimana keseluruhan proses mengambil seluruh kumpulan data yang tersedia,
untuk dianalisa. Perangkat-perangkat, proses, dan metodologi pelaporan berbasis
Business Intelligence adalah contoh penggunaan penting dalam system pendukung
keputusan manapun, dan memberikan analisis data, pelaporan serta monitoring
data yang sangat terpercaya kepada pengguna.
Persyaratan yang biasa dimiliki dalam penerapan Sistem
Pendukung Keputusan Tingkat Tinggi:
· Pengumpulan data dari beragam sumber (data penjualan, data
inventori, data supplier, data riset pasar, dsb).
· Penformatan dan penggunaan data.
· Lokasi database yang sesuai serta pembangunan format untuk
pembuatan laporan dan analisa berbasis pengambilan keputusan.
· Perangkat dan aplikasi yang serba bisa dan mampu memberikan
pelaporan, monitoring dan analisa terhadap data.
Karakteristik
dan Kemampuan DSS atau Decision Support System
Berikut ini akan dibahas mengenai karakteristik dan
kemampuan kinerja dari DSS atau Decision Support System, antara lain yaitu :
1. DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya
pada situasi semi-terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan
manusia dan informasi terkomputerisasi.
2. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang
berbeda, mulai dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
3. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi grup.
Berbagai masalah organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang
dalam grup. Untuk masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya
membutuhkan keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi
yang berbeda.
4. DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang
berurutan atau saling berkaitan.
5. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan:
intelligence, design, choice dan implementation.
6. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan
style yang berbeda-beda; ada kesesuaian diantara DSS dan atribut pengambil
keputusan individu (contohnya vocabulary dan style keputusan).
7. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil
keputusan harus reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan
beradaptasi untuk membuat DSS selalu bisa menangani perubahan ini. DSS adalah
fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan,
mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasar (menyediakan respon cepat
pada situasi yang tak diharapkan). Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat
waktu dan cepat setiap saat.
8. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan
keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa
diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).
9. Pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang
sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi pengguna
tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang
Information Systems (IS).
10. DSS biasanya mendayagunakan berbagai model (standar atau
sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan
pemodelan ini menjadikan percobaan yang dilakukan dapat dilakukan pada berbagai
konfigurasi yang berbeda. berbagai percobaan tersebut lebih lanjut akan
memberikan pandangan dan pembelajaran baru.
11. DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen
knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif dari berbagai
masalah yang pelik.
Komponen-komponen DSS
Menurut
Carter et. al. (1992) Decision Support System (DSS) memiliki tiga
komponen utama atau subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis DSS,
antara lain subsistem data, subsistem model dan subsistem dialog.
Sub sistem Data (Data Subsystem), Subsistem data merupakan komponen DSSyang menyediakan
data yang dibutuhkan oleh sistem. Data yang dimaksud disimpan dalam data
base yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut DBMS (Data Base
Management System). Melalui DBMS, memungkinkan data yang diperlukan dapat
diekstraksi secara cepat.
Sub sistem Model (Model Subsystem), Subsistem model merupakan cara bagaimana data yang diambil
dari DBMS akan diolah dengan model-model yang dibuat sehingga menghasilkan
suatu pemecahan atau hasil yang diinginkan. Menurut McLeod (1995: 23)
model-model- model yang digunakan dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk
model-model berikut ini:
-
Model Fisik, Penggambaran
entity dalam bentuk tiga dimensi. Misalnya entity berupa market
pusat pembelanjaan.
-
Model Narasi, Menggambarkan
entitasnya secara lisan dan tulisan. Semua komunikasi bisnis adalah model
narasi.
-
Model Grafik, Menggambarkan
entitasnya dalam jumlah garis, simbol atau bentuk.
-
Model Matematika, Model-model
matematika menggunakan notasi-notasi dan persamaan matematis untuk
mempresentasikan sistem. Atribut-atribut dinyatakan dengan variabel-variabel,
dan aktivitas-aktivitas dinyatakan dengan fungsi matematika yang menjelaskan
hubungan antar variabel-variabel tersebut.
Sub sistem Dialog (User System
Interface), Melalui sistem dialog inilah, DSS
yang dibuat akan diimplementasikan sehingga user atau pemakai dapat
berkomunikasi dengan sistem yang dirancang secara interaktif. Subsistem dialog
dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
- Bahasa Aksi (Action language): suatu perangkat lunak yang digunakan user untuk berkomunikasi dengan sistem, melalui berbagai media seperti: keyboard, joystick, mouse atau device lainnya.
- Bahasa Tampilan (Display): merupakan sarana tampilan yang dapat diperoleh oleh user, seperti printer, monitor, plotter, dan device lainnya.
- Basis Pengetahuan (Knowledge Base): bagian mutlak yang harus diketahui oleh user agar pemakaian sistem dapat berfungsi secara efektif.
Kombinasi
dari berbagai kemampuan di atas dikenal sebagai gaya dialog (Dialog Style),
yang terdiri dari:
- Dialog Tanya Jawab: dalam dialog ini, sistem bertanya kepada user, kemudian user menjawab, dan seterusnya sampai DSS mengeluarkan alternatif jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan setelah data inputnya lengkap.
- Dialog Perintah: sistem ini mengijinkan user untuk memberikan perintah-perintah yang tersedia oleh sistem untuk menjalankan fungsi yang ada dalam DSS.
- Dialog Menu: gaya dialog yang paling populer di mana user memilih satu dari beberapa alternatif menu yang telah disediakan. Dalam menetukan pilihan, user cukup menekan tombol tertentu yang akan menghasilkan respon/jawaban.
- Dialog Input/Output: dialog ini menyediakan form masukan (input), di mana user memasukkan perintah dan data, serta form keluaran (output) yang merupakan respon dari sistem. Setelah memeriksa keluaran, user dapat mengisi form masukan lainnya dan melanjutkan dialog selanjutnya.
Prinsip
Dasar DSS
1. Struktur Masalah sulit untuk menemukan masalah yg
sepenuhnya terstruktur atau tak terstruktur. Ini berarti DSS diarahkan
pada area tempat sebagai besar masalah berada.
2. Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk
menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yg
terstruktur, tetapi manajer bertanggung ajwab atas bagian yang tidak
terstruktur.
3. Efektivitas Keputusanwaktu manajer berharga dan tidak boleh
terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yg baik
B. Perkembangan Decision Support System (DSS)
Sistem pendukung keputusan berkembang di awal era komputasi
terdistribusi. Sejarah sistem seperti dimulai pada sekitar 1965 dan penting
untuk memulai meresmikan catatan, orang ide-ide, sistem dan teknologi yang
terlibat dalam bidang yang penting dari teknologi informasi diterapkan. Hari
ini masih mungkin untuk merekonstruksi sejarah Sistem Pendukung Keputusan dari
tangan pertama rekening dan bahan-bahan yang tidak dipublikasikan serta artikel
diterbitkan.
Beberapa seksi selanjutnya
bergerak dari sekitar 1965 sampai pertengahan 1990-an. Benang DSS terkait
dengan model berorientasi DSS, sistem pakar, analisis multidimensi, alat query
dan pelaporan, OLAP, Business Intelligence, DSS Group, dan Sistem Informasi
Eksekutif ditelusuri dan terjalin saat mereka muncul untuk berkumpul dan
menyimpang selama bertahun-tahun. Sebelum 1965, itu sangat mahal untuk
membangun skala besar sistem informasi. Pada sekitar waktu ini, pengembangan
dari IBM System 360 dan sistem mainframe lebih kuat
membuatnya lebih praktis dan hemat biaya untuk mengembangkan. Pada akhir
1960-an, jenis baru dari sistem informasi menjadi praktis - Model berorientasi
DSS atau sistem manajemen keputusan.
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan
adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu).
Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus
melalui spesialis informasi. Timesharing membuka peluang baru dalam penggunaan
computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan
Michael S. Scott Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis
artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information
System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi
computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton
mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat
manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilahStrategic
palnning, managemen controldan operational control (perencanaan
strategis, control manajemen, dan control manajemen).
DSS yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang
berbasis tabel atau spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca
data dengan cara tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer dalam
“mengkutak-katik” (mengganti atau merubah) variabel yang ada, di mana hasilnya
akan ditampilkan dalam format grafik yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk
keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk
mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah
banyak ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN,
WAN, Intranet, Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan
dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat
saling mempertukarkan data dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.
Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert system (dibuat
berdasarkan teori kecerdasan buatan = artifial intelligence), sehingga
keputusan bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh komputer, tanpa campur
tangan manusia.
C. Tipe-tipe Decision Support System (DSS)
Penting untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model
tertentu yang diterima atau dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang
diimplementasikan, sehingga terdapat banyak cara untuk mengklasifikasikan DSS.
1. DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan
data dan mengorganisirnya dengan efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan
yang khusus, dan hanya menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya
benar-benar memproses data dan secara eksplisit menunjukkan beragam solusi
berdasarkan pada data tersebut.
2. DSS model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit
menunjukkan solusi berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat
bahwa intervensi manusia terhadap data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya,
data yang kotor atau data sampah, pasti akan menghasilkan keluaran yang kotor
juga (garbage in garbage out).
3. Suatu DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan,
dianalisa dan lalu diberikan kepada manusia yang menolong system untuk merevisi
atau memperbaikinya.
4. Model Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil
keputusan menggunakan simulasi statistik atau model-model keuangan untuk
menghasilkan suatu solusi atau strategi tanpa harus intensif mengumpulkan data.
5. Communication Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak
digabungkan dengan metode atua aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian
keputusan, solusi atau strategi.
6. Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang
kemudian dimanipulasi agar sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat
berupa data internal atua eksternal dan memiliki beragam format. Sangat penting
bahwa data dikumpulkan serta digolongkan secara sekuensial, contohnya data
penjualan harian, anggaran operasional dari satu periode ke periode lainnya,
inventori pada tahun sebelumnya, dsb.
7. Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam
bermacam bentuk seperti dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk
menghasilkan keputusan serta strategi dari manipulasi data.
8. Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan
aturan-aturan tertentu yang disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia
untuk menentukan apakah keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti
pada perdagangan bursa adalah suatu model knowledge driven DSS.
Manfaat
Penggunaan Aplikasi Terapan Decision Support System (DSS)
1. Mempermudah dilakukannya analisa terhadap data master dan
juga data transaksi perusahaan untuk kemudian menghasilkan berbagai laporan
yang akan mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen
perusahaan.
2. Memberikan tampilan yang lebih enak dilihat dan lebih
professional yang disesuaikan dengan kultur serta bidang bisnis perusahaan yang
menggunakan aplikasi ini.
3. Memberikan informasi terkini terhadap pergerakan
angka-angka dalam perusahaan, atau bahkan bersifat real-time. Contohnya dalam
hal ini; adalah pergerakan angka penjualan tiket pesawat setiap harinya, atau
pergerakan angka kedatangan dan keberangkatan pesawat dari seluruh bandara di
Indonesia (hasil kegiatan operasional perusahaan).
Jenis-Jenis
Decision Support System (DSS)
Ada enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (memanggil eleman informasi)
2. Analyze entries fles (menganali semua file)
3. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari
beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari
keputusan)
5. Propose decision (menawarkan keputusan )
6. Make decisions (membuat keputusan)
Tujuan
Decision Support System (DSS)
Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
1. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk
memecahkan masalah semi terstruktur
2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau
mengganti keputusan tersebut
3. Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan,
dan bukannya peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep
DSS, yaitu struktur masalah dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. DSS
sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau
kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah
masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi
atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh
laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model
tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang
bervariasi.
Cara
Penggunaan Informasi dari Decision Support System
Pada dasarnya dua pengguna informasi dari DSS oleh manajer,
yaitu untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut.
Pendefinisian masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system. Selanjutnya
manjer menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang telah
diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut poendekatan sistim
dan berkaitan denga fase disain dan pemilihan. Pada umumnya, lapaoran berkala
dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi, dan simulasi dalam usaha
pemecahan Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau
masalah yang kemungkinan besar akan muncul, manjer juga melakukan query
terhadap database untuk menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi
mengenai masalah yang telah diidentifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah
yang tersembunyi, karna kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika
operasi perusahaan diubah secara matematis.
Penerapan
Sistem pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS) dan Pengambilan
Keputusan dalam organisasi
Istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (Decisoin
Support System –DSS) telah digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang didesain
untuk membantu manajer memecahkan masalah tertentu. Penekannya teletak pada
kata “membantu”. DSS tidak pernah ditujukan untuk menyelesaikan masalah
tanpa bantuan dari manajer. Ide dasarnya adalah agar manajer dan komputer dapat
bekerja sama untuk memecahkan masalah tersebut. Jenis masalah yang dapat
diselesaikan adalah masalah yang semiterstruktur. Komputer dapat menyelesaikan
bagian yang terstruktur. Dan manajer dapat menyelesaikan bagian yang tidak
terstruktur.
Sejak tahun 1971, DSS telah menjadi jenis sistem infomasi
yang paling sukses dan kini menjadi aplikasi komputer untuk pemecahan masalah
yang paling produktif. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan
pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan
dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan mengotomasikan
pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan
menggunakan model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS
1. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan
yang tepat
2. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan
keluaran
3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan
pemrogram professional
4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang
solusinya tak dapat ditentukan didepan
5. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang
canggih.
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi
informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja
yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Perkembangan
teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya
manusia dalam memahami komponen teknologi informasi.
Decision Support System (DSS) adalah suatu sistem yang
ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. DSS merupakan sistem
berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan
pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil
mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
a. Sederhana
b. Mudah untuk dikontrol;
c. Mudah beradaptasi;
d. Lengkap pada hal-hal penting;
e. Mudah berkomunikasi dengannya.
Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus
berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://gaptex.com/pengertian-dss-dalam-sistem-informasi/ diakses
pada tanggal 2 November 2015
http://mukhtarhabib.blogspot.co.id/2009/06/manajemen-dss.html diakses
pada tanggal 2 November
http://laharjoprawiro.blogspot.co.id/2013/02/makalah-sim-dss.html diakses
pada tanggal 4 November 2015
http://eprints.dinus.ac.id/13151/1/jurnal_13588.pdf diakses
pada tanggal 5 November 2015
Komentar
Posting Komentar